Rabu, 12 September 2012

Hebat! Siswi SMU Bikin Ponsel Pengecek Jantung

Amerika Serikat - Dua miliar orang di dunia yang sulit mendapatkan akses kesehatan menyentuh hati gadis berusia 17 tahun ini untuk menciptakan sebuah perangkat seluler yang sekaligus berfungsi sebagai alat medis.

Catherine Wong, siswi SMU asal New Jersey, Amerika Serikat menciptakan electrocadiogram atau alat pengecek jantung portable yang mengantarkan data melalui jaringan telepon seluler.

Dengan kata lain, seperti dilansir NBC News dan dikutip detikINET, Rabu (12/9/2012), alat yang diciptakannya tersebut adalah ponsel yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengecek jantung.

Catherine adalah salah satu finalis yang mengikuti ajang Google Science Fair. Meski karyanya tidak mengantarkannya menjadi juara pertama di kompetisi yang diadakan Google tersebut, Catherine memenangkan kontes video 'Joe's Big Idea' di National Public Radio, AS.

Alat yang diciptakannya akan memungkinkan banyak orang dengan akses kesehatan terbatas namun memiliki ponsel, bisa mengetahui kondisi kesehatan mereka dengan melakukan pengecekan jantung di ponsel.

Melalui halaman akun Google Science Fair miliknya, Catherine menggambarkan proyeknya tersebut sebagai berikut: Perangkat ini menggunakan komponen elektronik untuk mendeteksi sinyal elektrik yang dihasilkan jantung, kemudian mentransfernya melalui ponsel ke petugas kesehatan profesional yang kemudian akan menganalisa detak jantung mereka.

Setelah berbulan-bulan mengembangkanya, Catherine berhasil menghubungkan electrocadiogram ke ponsel menggunakan sinyal wireless dari Bluetooth. Selanjutnya, berkat aplikasi Java yang berhasil diotak-atiknya, irama detak jantung dapat terlihat pada layar ponsel.

Diakui Catherine, alat buatannya ini masih perlu dikembangkan lagi. "Saya akan tetap meneruskan proyek ini. Membuatnya menjadi lebih kecil, lebih murah dan lebih tahan lama," tekadnya.

Dalam mengembangkan alat ini, Wong banyak dibantu oleh guru fisikanya, terutama dalam urusan engineering elektrik dan aspek pemrograman Java. "Guru saya meminjamkan berbagai perlengkapan dan bersedia berdiskusi kapan saja jika saya menemukan kesulitan," ujarnya.

 

0 komentar:

Posting Komentar